Selama menjadi keraton kasultanan sampai
sekarang Keraton Kasultanan Yogyakarta telah dipimpin oleh 10 Sultan.
Kesepuluh sultan tersebut adalah :
- Sri Sultan Hamengku Buwono II memerintah dari tahun 1792 sampai dengan tahun 1810
- Sri Sultan Hamengku Buwono III memerintah dari tahun 1810 sampai dengan tahun 1813
- Sri Sultan Hamengku Buwono IV memerintah dari tahun 1814 sampai dengan tahun 1822
- Sri Sultan Hamengku Buwono V memerintah dari tahun 1822 sampai
dengan tahun 1855
- Sri Sultan Hamengku Buwono VI memerintah dari tahun 1855 sampai dengan tahun 1877
- Sri Sultan Hamengku Buwono VII memerintah dari tahun 1877 sampai dengan tahun 1921
- Sri Sultan Hamengku Buwono VIII memerintah dari tahun 1921 sampai dengan tahun 1939
- Sri Sultan Hamengku Buwono IX memerintah dari tahun 1939 sampai dengan tahun 1988
- Sri Sultan Hamengku Buwono X memerintah dari tahun 1988 sampai dengan sekarang
Panembahan senapati memerintah hingga wafat tahun 1601 yang kemudian digantikan puteranya Mas Jolang yang lebih dikenal dengan Panembahan Seda Krapyak, selanjutnya digantikan Pangeran Arya Martapura tahun 1613, dan dikarenakan sering mengalami sakit digantikan kakaknya Raden Mas Rangsang yang bergelar Sultan Agung Senapati Ingalaga Abdurrahman atau disebut Prabu Pandita Hanyakrakusuma atau lebih dikenal dengan Sultan Agung Hanyakrakusuma. Pada pemerintahan Sultan agung inilah mataram mengalami kemajuan baik dibidang politik, militer, kesenian, kesusasteraan dan keagamaan
Dengan menempati area seluas 1,3 km persegi keraton dibangun dengan konsep kosmologi jawa yakni alam terbagi menjadi 3 bagian yakni atas sebagai tempat para dewa kemudian bagian tengah sebagai tempat manusia dan bawah sebagai tempat kekuatan jahat, sedangkan bagian atas dan bawah dibagi lagi masing masing menjadi 3 bagian yang seluruhnya jadi 7 bagian. Bagian tersebut adalah :
- Lingkungan Alun alun utara sampai siti Hinggil utara
- Keben atau kemandungan utara
- Sri Manganti
- Pusat Kraton
- Kemagangan
- Kemandungan Kidul
- Alun alun selatan sampai siti hinggil selatan
- Lapisan luar, disini terdapat Alun alun utara dan selatan dengan masing masing antributnya. Alun alun utara dengan Masjid Agung, Pekapalan, Pagelaran dan pasar yang membentuk catur gatara tunggal. Alun alun selatan dengan Kandang Gajah kepatihan sebagai prasaranan birokrasi dan Benteng sebagai prasarana militer.
- Lapisan kedua, Siti Hinggil merupakan halaman dengan pelataran yang ditinggikan. Ini juga terdapat di sisi utara dan selatan. Siti Hinggil utara ada bangsal witana dan bangsal manguntur tangkil tempat untuk mengadakan upacara kenegaraan, sedangkan siti hinggil selatan digunakan untuk melihat latihan keprajuritan. Bagian terakhir pada lapisan kedua ini adalah supit urang/pamengkang yaitu jalan yang melingkari Siti Hinggil.
- Lapisan ketiga berupa Pelataran Kemandhungan utara dan selatan. Ini merupakan ruang transisi menuju pusat. Pada pelataran kemandungan utara terdapat bangsal pancaniti sebagai tempat sultan melakukan pengadilan khusus perkara yang ditangani raja. Selain itu sebagai ruang tunggu abdi dalem untuk menghadap raja.
- Lapisan ke empat terdiri dari Pelataran Sri Manganti dengan bangsal Sri manganti sebagai ruang tunggu menghadap raja, dibagian ini juga terdapat bangsal trajumas di utara pelataran kemagangan dan bangsal kemagangan disisi selatannya.
- Lapisan akhir adalah merupakan pusatnya yakni terdapat pelataran kedhaton yang terdiri dari Tratag, Pendhopo, pringgitan dalem.
Untuk dapat melihat bagian bagian keraton ini pengunjung harus membayar tiket sebesar Rp. 5.000,- untuk bagian depan keraton antara lain pagelaran, siti hinggil dan sekitarnya sedangkan untuk yang bagian dalam keraton melalui Keben tiket sebesar Rp. 7.000,-
How to get There :
Untuk menuju lokasi Keraton Yogyakarta sangat mudah sekali, Anda bisa mempergunakan transportasi tradisional berupa Becak dan Andong Wisata ataupun transportasi modern yakni Taksi. Kendaraan pribadi pun sangat memungkinkan digunakan untuk mengunjungi lokasi ini.
sumber : http://yogyakarta.panduanwisata.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar